Kisah sang kholifah Umar bin Khattab yang tak Membalas Amarah Istri, ini alasannya!


Ada sebuah cerita dari amirul mu'minin Umar bin Khattab dengan istrinya yang sering dijadikan rujukan dalam kehidupan berumah tangga. Umar bin Khattab, Khalifah ke-2 sesudah Abu Bakar Syidiq tersebut tak murka ketika dimarahi sang istri. Padahal seluruh orang tahu, Umar ialah sosok yang keras dan garang dengan musuh-musuhnya.

Kisah ini ditulis dalam Kitab Tanbih al-Ghafilin karya Abu Lais as-Samarkandi dan Kitab U'qud al-Lujain karya Syekh Nawawi al-Bantani, seorang ulama pribumi Banten yang lama tinggal di Makkah al-Mukarramah.

Pada saat itu terdapat salah seorang Sohabat Nabi datang menuju tempat tinggal Umar bin Khattab. Dalam Kitab U'qud al-Lujain tak dilafalkan secara jelas identitas sang sohabat tersebut. Namun laksana dikutip dari islami.co, terdapat yang menyinggung bahwa sohabat yang datang ke lokasi tinggal Umar itu ialah Abu Dzar al-Ghifari. Sementara nu.or.id menyinggung bahwa sohabat tersebut mempunyai nama Abi Abdillah.

Disebutkan bahwa sohabat tersebut sedang frutasi lantaran tidak jarang dimarahi oleh sang istri. Tak tahan omelan sang istri dia bermaksud menceraikannya. Namun sebelum bercerai dia hendak konsultasi dengan Umar bin Khatthab.

Maka bergegaslah sohabat Rasulullah tersebut ke lokasi tinggal Umar. Namun mendarat di depan lokasi tinggal sang Khalifah, dia urung mengetuk pintu. Sebab dari dalam terdengar suara keras istri Umar yang sedang marah. Umar dimarahi istrinya.

Tak terdengar sama sekali suara sayyiduna Umar menyangkal atau melawan sang istri. Padahal nada marah Istri Umar tinggi. Tak jadi mengetuk pintu lokasi tinggal Umar, sang sohabat tadi juga berniat pulang. Sambil melangkah meninggalkan lokasi tinggal Umar sembari bergumam,""Kalau khalifah saja laksana itu, bagaimana dengan diriku."

Baru sejumlah langkah meninggalkan lokasi tinggal sang Khalifah, Umar membuka pintu. Melihat sahabatnya, Umar juga memanggil.

"Saudara, ada kebutuhan apa anda datang ke rumahku?" kata Umar untuk sahabatnya laksana dikutip dari Kitab Uquudu Lujain Fii Bayaani Huguuzzaujaini.

Sahabat tersebut pun menyatakan bahwa dia bermaksud konsultasi berhubungan masalah keluarganya. Dia ceritakan soal istrinya yang tidak jarang marah-marah. "Namun aku mendengar istri anda sendiri melakukan yang sama (marah). Aku tidak hendak mengganggu, sedangkan. Anda sendiri sedang terdapat masalah," jelas sohabat tersebut.

Mendengar itu, Umar bin Khattab tersenyum. Dia jelaskan alasan tak menjawab kemarahan sang istri. Berdasarkan keterangan dari Umar, seorang istri telah bekerja memasak, mencuci baju, serta merawat dan mendidik anak-anak. "Aku lumayan tenteram tidak mengerjakan perkara haram lantaran pelayanan istriku. Karena itu, aku menerimanya sekalipun dimarahi," kata Umar.

Sahabat itu lalu bertanya, "Wahai Amirul Mukminin, apakah aku pun harus melakukan demikian terhadap istriku?."

"Ya, terimalah marahnya. Karena yang dilaksanakan istrimu tidak bakal lama, itu hanya sebentar saja," jawab Umar bin Khattab.

Dikisahkan bahwa kawan tersebut lantas pulang dan tak jadi cerai dengan istrinya. Kisah Umar bin Khattab dimarahi istrinya ini menjadi polemik di kalangan ulama mengenai kesahihannya. Sebab baik Abu Lais as-Samarkandi, Syekh Nawawi al-Bantani dan penulis buku yang beda tak melafalkan sanadnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kisah sang kholifah Umar bin Khattab yang tak Membalas Amarah Istri, ini alasannya!"

Post a Comment